Bos OJK Bilang Kondisi Global Membaik, Ini Indikatornya

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator melihat melalui kacamata risiko transmisi yang terjadi karena perkembangan internasional maupun juga perkembangan antara terdalam negeri di awal tahun nampaknya menunjukkan angka yang tidak seburuk sebelumnya.
Di lain pihak pendapat bahwa isu to be completion kondisi internasional karena risiko yang ada semasih 3 tahun terakhir justru berangkat bukan semata dari perkembangan ekonomi tapi non ekonomi mulai dari Covid-19 sudah membaik.
"Jadi demi bagian itu nampaknya masih ada kemungkinan yang perlu diantisipasi tapi persoalannya bukan semata-mata kedalam konteks bersama KSSK, DAN merupakan fokus bagaimana kita tetap menjaga setimbangitas Sektor keuangan bersama lagi menjaga momentum pertumbuhan ekonomi terlepas dari kondisi internasional," ujar Ketua OJK Mahendra Siregar, kedalam Economic Outlook 2023 demi tema "Menjaga Momentum Ekonomi demi Tengah Ketidakpastian" demi Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023)
Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi Indonesia dari semula 4,6% di tahun ini, menjadi 5,1%. Hal ini diungkapkan Gubernur BI jauh didalam Economic Outlook 2023, Selasa (28/2/2023).
Sebelumnya, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 bagi mencapai 4,5%-5,3%. Revisi ini dimungkinkan karena adanya pertidak marahan dari ekonomi global, terditerima di negara-negara mitra dagang Indonesia, sebagaimana India bersama China
"Tentu saja bahwa kita lihat melalui sisi terutama 4,6% bisa 5,1% lewat good news from India dan China," kata Perry paling dalam dialog bahwa diangkatkan sama Founder dan Chairman CT Corp, Selasa (28/2/2023). Namun demikian, dia melihat Indonesia kudu mewaspadai kondisi ekspornya lewat China dan India.